SINGAPUR,

SINGAPUR,

Kamis, 25 September 2008

SIKAP TANGGAP DAN PEDULI...













Foto : Kapal pesiar di Singapur dan Ferry Wave Master


Selain mempunyai sifat jujur, sifat lain yang harus kita miliki adalah sifat tanggap dan peduli. Kenapa begitu??Di Zaman moderen sekarang ini ketiga sifat ini sudah jarang dipakai orang, katanya sih sudah ketinggalan zaman, kuno, dan banyak berganti menjadi sifat pembohong, masa bodoh, acuh tak acuh dan SDM (Selamatkan Diri Masing2).Padahal semua sifat baik itu sesuai dengan perintah agama dan perintah Allah swt.

Untuk bisa menjalankan ketiga sifat ini kita harus membuang sifat jelek kita, seperti sifat sombong, angkuh, merasa bisa hidup sendiri, merasa selalu dibutuhkan, merasa diri serba hebat, merasa hidup serba berkecukupan, merasa harus selalu diharagai, merasa harus selalu lebih dari orang lain, dan penyakit hati lainnya..

Tanggap atau responsif kata orang sekarang, artinya peka, gampang tersentuh dan bereaksi kalau ada aksi.Lawannya, acuh tak acuh atau cuwek bebek.

Dalam kehidupan sehari hari banyak contohnya penggunaan sifat tanggap ini spt.

*Apabila kita disapa, tegur, diberi senyum, diberi hormat, ya tanggapi dengan hal serupa.

*Apabila yang ngirim sms, apakah dikenal atau tidak, maka jawablah atau ucapkan terimakasih.

*Kalau ada yang ngirim email, maka jawablah.

*Kalau ada yang melapor tentang sesuatu maka tanggapi dan tindak lanjuti.

*Masih banyak contoh lainnya.

Kalau sifat peduli, beda tipis sebenarnya dengan sifat tanggap ini, seperti :

*Kalau ada teman yang sakit baik dirawat di Rumah Sakit atau tidak, maka kunjungilah atau minimal menelepon atau mengirim sms.

*Kalau ada kawan atau orang lain, yang butuh bantuan, seperti butuh pinjaman, tumpangan, maka bantulah, tentunya sesuai dengan kemampuan kita dan tidak meragukan, maka pinjamkan dan tumpangkan lah..

*Kalau ada yang meminta minta, baik dijalan atau datang kerumah kita, maka berilah dengan ikhlas, tanpa perasaan sak wasangka dan curiga.

Dan seterusnya..

2 komentar:

Anonim mengatakan...

Kata siapa 125rb pp ? Gila apa lu ?

Anonim mengatakan...

Pak Edi, saya ada sedikit trik untuk bisa mengurangi sifat iri hati, dengki, serta penyakit SMS (Susah Melihat Orang Senang atau Senang Melihat Orang Susah).
Saat pertama melihat hingga kenal dengan seseorang, kita mestinya ataupun kalau gk bisa, mulailah untuk sedikit2 membisakan untuk beranggapan baik dgn org lain. Usahakan tersenyum bila ketemu dengan orang lain, karena selain ibadah, juga mencerahkan muka yang kusut. Seterusnya, usahakan berprasangka baik dulu entah pada siapapun, karena penampilan dan raut wajah seseorang tidak menjamin bagaimana hatinya. Cara ini merupakan modal awal untuk membuka pergaulan serta hubungan relasi yang baik. Selanjutnya jangan memulai perbincangan yang sifatnya ingin mengetahui kelemahan lawan bicara, karena bisa jadi kita yang memulai yang jelek tapi belum tentu bisa mengakhiri dengan happy ending.
Berikanlah pujian apa adanya, tetapi tidak dengan maksud untuk menyakiti diri sendiri.
Terimalah kritik, komentar, anggaplah sebagai sesuatu hal yang biasa/lumrah, jangan bersifat apatis.
Hargai lawan bicara. Jika kita bertindak sebagai tuan rumah, layani dengan apa adanya, jangan berlebihan.
Semisal, dalam kehidupan bertetangga, kita berpapasan di jalan, misalkan berpapasan dengan orang yang lebih kaya, jangan minder dan sakit hati. Kalau gk diklakson duluan, kita duluan yang mengklakson. Jangan dihalangi laju mobilnya, ntar ketabrak malah tambah rugi dong.......
Kalau ada tetangga kaya yang jarang keluar rumah, jangan dianggap sombong atau kurang pergaulan. Bisa saja dia lagi istirahat pulang kerja. Namanya aja orang kaya, pasti kerjanya cari duit aja bahkan sampai larut malam, jadi sedikit sekali waktunya untuk bergaul dengan tetangga. Gk usah anggap dia gk peduli sm linggkungan. Kalau dia belum mau bersosialisasi, kita yang harus jeli melihat sikon (situasi dan kondisi). Misalnya, sekali-kali yang namanya manusia, orang kaya juga pasti butuh yang namanya bantuan dari orang lain, bahkan dari orang miskin sekali pun. Suatu saat orang kaya akan memerlukan bantuan, misalnya ada ternak yang nyelonong masuk pagar, kita yang lihat ada baik nya menawarkan sedikit bantuan tanpa diminta sebelumnya. Kita tolongin dia untuk mengusir hewan ternak tsb. Kita tutupin pintu pagarnya. Dari dalam rumahnya, tahu atau kita gk tahu, bisa sj dia ngintip. Besok2ny, kita jgn sampai jera berbuat baik padanya. Lama2 si kaya pasti minder, malu dan segan. Sekali-kali secara tak sengaja si kaya akan berusaha senyum, dan sedikit demi sedikit akan memberanikan diri untuk tampil di halaman rumah nya. Nah di sini lah kesempatan kita untuk menebar senyum dan menyapa. Untuk tahap2 awal, gpp dicuekin dulu, nanti lama2 kelamaan dia akan merasa berutang senyum dan sapaan. Pasti akan menjadi beban baginya karena tidak membalas sapaan dan senyuman, apalagi terus-menerus diterimanya, bisa2 jadi nggak muat di kepalanya. Jadi penyakit loh keterusan gk balas kebaikan orang lain.
Sekali-kali lakukan uji coba kelayakan. Misalnya, sodorkan proposal malam hiburan yang diadakan oleh pemuda komplek/kampung. Apa pun tanggapan, jangan diambil hati, karena mana tahu si kaya malah tes balik kita yang mencoba merangkulnya ke masyarakat. Sambil membawa proposal, bawa oleh2 yang belum pernah ditemuinya, seperti buah nangka/cempedak. Bawakan saja bulat2 biar si kaya kelepotan juga tangannya dengan getah. He he he. Gak bermaksud menjahili, tapi biar si kaya dapatkan kenangan yang akan selalu diingatnya sampai mati...ti...ti..
Ucapan terima kasih atas pemberiannya dalam memenuhi proposal. Sedikit ucapkan terima kasih, banyak ucapkan syukur Alhamdulillah. Gk diberi, ucapkan juga terima kasih karena kita sudah diterima sebagai tamu. Gpp, jangan dijadikan masalah, paling2 kita aja yang jera sama si kaya itu. he he he
Apa pun kejadian dan tanggapan nya, usahakan jangan menebar gossip yang gk betul pada masyarakat tentang si kaya tadi. Urut aja dada ya, mungkin emang si kaya lagaknya aja yang kaya, tapi uang nya habis buat bayar utang. he he he
Kan, masih untung kita kan??? Walau hidup pas-pasan, tapi kita gk punya utang, trus teman2 kepanitiaan paling mengerti keadaan kita. Buktinya, gk ada yang berani nyodorin proposal nyari dana. Bukannya kita pelit atau suka buat orang takut, tapi emang gk ada uang untuk diberikan..... He he he