Foto : Hotel2 di Batam
Pengertian kecil disini adalah semenjak kecil dan dimulai dengan hal yang kecil. Fakta bicara, para pengusaha, pembisnis yang sukses sekarang ini memang turunan para pengusaha juga. Sangat jarang ditemukan anak seorang PNS yang jadi pengusaha sukses. Yang banyak adalah anak seorang pengusaha, akan jadi pengusaha pula. Hal ini tentu disebabkan faktor turunan, lingkungan dan pembinaan.
Yang gampang contohnya ada disekeliling kita. Warga turunan Tionghoa atau Cina. Mereka yang ada sekarang merupakan turunan yang kesekian kali dari nenek moyang mereka yang rata2 semuanya pengusaha yang sekarang memegang kendali ekonomi kita.
Kenapa warga pribumi yang jarang jadi pengusaha dan jarang pula yang sukses??Hal ini mungkin di pengaruhi oleh prinsip hidup kita, terutama orang tua yang mengarahkan dan menginginkan anak2nya cuma jadi Pegawai negeri tau jadi orang gajian saja.Malah dianggap hina atu dianggap mencari susah saja kalau anaknya terlibat usaha dan dianggap akan mengganggu pendidikannya.
Padahal dalam kondisi yang sulit sekarang ini, penduduk banyak, peluang kerja sangat terbatas, maka angan2 jadi Pegawai dan orang gajian saja akan sirna dan menemui banyak kendala.
Akibatnya walaupun sudah menyandang gelar sarjana ternyata hanya bisa jadi pengangguran tingkat tinggi saja.
Lantas bagaimana sebaiknya??Sebaiknya anak2 dilatih paralel, disamping sekolah maka mereka dilatih ikut usaha kecil2an sesuai dengan kemampuan atau kondisi dia.
Bisa saja menjual pulsa elektrik, yang modalnya cuma hp sendiri atau usaha ringan lainnya. Bisa juga kita buka warung kecil dirumah, lantas anak2 dilatih menjaga warung saat dia sudah pulang sekolah atau saat libur.
Jadi banyak cara untuk membina dan mendidik anak dalam usaha dengan tujuan untuk menumbuhkan jiwa dan bakat bisnis dia, sehingga kalau dewasa kelak mereka sudah terlatih, berpengalaman dan tentunya diharapkan akan bisa menjadi pengusaha sukses. "Pengalaman adalah guru yang terbaik"."Tidak ada sesuatu itu yang datang tiba2, perlu waktu dan proses". "Pohon yang baru ditanam tidak akan langsung berbuah tapi ada proses yang membutuhkan waktu, kadang2 bisa hidup sampai berbuah dan tak jarang pula, layu sebelum berkembang ".
Selanjutnya, mulailah sesuatu itu dari hal yang kecil, termasuk dalam memulai usaha. Kadang2 kita terbawa nafsu yang inginnya kalau bikin usaha itu langung besar, biar dianggap orang megah dan wah,padahal itu salah.Karena kalau dimulai dengan hal yangbesar, langsung tinggi, maka kalau jatuh, bangkrut akan fatal akibatnya. Selanjutnya, mulailah dari sekarang, jangan tunggu pensiun atau masa tua datang.
Maka mulailah dulu dari usaha kecil2an, evaluasi hasilnya. Kalau prospeknya cerah maka mulai tingkatkan secara bertahap, apakah itu dengan penambahan modal, penambahan atau pengembangan tempat usaha dan penambahan tenaga kerja.
Jangan biasakan meminjam atau kredit untuk modal usaha, mulai dulu dengan modal yang ada, apa adanya.
Karena pinjaman atau kredit bukan suatu cara yang baik, disamping bunga, potongannya lainnya, kemungkinan macet juga besar.
Kalau dihitung2 itu antara bunga pinjaman, potongan dan keuntungan maka kenyataannya kredit tsb malah merugikan kita. Keuntungan yang diperoleh (kalau ya untung) cuma habis malah nombok untuk bayar bunga bank saja.
Tapi kalau usaha kita sudah mulai jalan, pelanggannya sudah banyak, prospeknya cerah maka silahkan kredit bank untuk menambah modal usaha tentumya dengan memperhitungkan omset suaha kita. Jangan besar pasak dari tiang, besar singgulung dari beban, akbibatnya bisa fatal.
Demikian sekedar berbagi cerita dan pengalaman dalam berwiraswasta semoga ada mamfaatnya.
Yang gampang contohnya ada disekeliling kita. Warga turunan Tionghoa atau Cina. Mereka yang ada sekarang merupakan turunan yang kesekian kali dari nenek moyang mereka yang rata2 semuanya pengusaha yang sekarang memegang kendali ekonomi kita.
Kenapa warga pribumi yang jarang jadi pengusaha dan jarang pula yang sukses??Hal ini mungkin di pengaruhi oleh prinsip hidup kita, terutama orang tua yang mengarahkan dan menginginkan anak2nya cuma jadi Pegawai negeri tau jadi orang gajian saja.Malah dianggap hina atu dianggap mencari susah saja kalau anaknya terlibat usaha dan dianggap akan mengganggu pendidikannya.
Padahal dalam kondisi yang sulit sekarang ini, penduduk banyak, peluang kerja sangat terbatas, maka angan2 jadi Pegawai dan orang gajian saja akan sirna dan menemui banyak kendala.
Akibatnya walaupun sudah menyandang gelar sarjana ternyata hanya bisa jadi pengangguran tingkat tinggi saja.
Lantas bagaimana sebaiknya??Sebaiknya anak2 dilatih paralel, disamping sekolah maka mereka dilatih ikut usaha kecil2an sesuai dengan kemampuan atau kondisi dia.
Bisa saja menjual pulsa elektrik, yang modalnya cuma hp sendiri atau usaha ringan lainnya. Bisa juga kita buka warung kecil dirumah, lantas anak2 dilatih menjaga warung saat dia sudah pulang sekolah atau saat libur.
Jadi banyak cara untuk membina dan mendidik anak dalam usaha dengan tujuan untuk menumbuhkan jiwa dan bakat bisnis dia, sehingga kalau dewasa kelak mereka sudah terlatih, berpengalaman dan tentunya diharapkan akan bisa menjadi pengusaha sukses. "Pengalaman adalah guru yang terbaik"."Tidak ada sesuatu itu yang datang tiba2, perlu waktu dan proses". "Pohon yang baru ditanam tidak akan langsung berbuah tapi ada proses yang membutuhkan waktu, kadang2 bisa hidup sampai berbuah dan tak jarang pula, layu sebelum berkembang ".
Selanjutnya, mulailah sesuatu itu dari hal yang kecil, termasuk dalam memulai usaha. Kadang2 kita terbawa nafsu yang inginnya kalau bikin usaha itu langung besar, biar dianggap orang megah dan wah,padahal itu salah.Karena kalau dimulai dengan hal yangbesar, langsung tinggi, maka kalau jatuh, bangkrut akan fatal akibatnya. Selanjutnya, mulailah dari sekarang, jangan tunggu pensiun atau masa tua datang.
Maka mulailah dulu dari usaha kecil2an, evaluasi hasilnya. Kalau prospeknya cerah maka mulai tingkatkan secara bertahap, apakah itu dengan penambahan modal, penambahan atau pengembangan tempat usaha dan penambahan tenaga kerja.
Jangan biasakan meminjam atau kredit untuk modal usaha, mulai dulu dengan modal yang ada, apa adanya.
Karena pinjaman atau kredit bukan suatu cara yang baik, disamping bunga, potongannya lainnya, kemungkinan macet juga besar.
Kalau dihitung2 itu antara bunga pinjaman, potongan dan keuntungan maka kenyataannya kredit tsb malah merugikan kita. Keuntungan yang diperoleh (kalau ya untung) cuma habis malah nombok untuk bayar bunga bank saja.
Tapi kalau usaha kita sudah mulai jalan, pelanggannya sudah banyak, prospeknya cerah maka silahkan kredit bank untuk menambah modal usaha tentumya dengan memperhitungkan omset suaha kita. Jangan besar pasak dari tiang, besar singgulung dari beban, akbibatnya bisa fatal.
Demikian sekedar berbagi cerita dan pengalaman dalam berwiraswasta semoga ada mamfaatnya.
1 komentar:
Hi Friend,Nice blog.2day my smile for u,do the same for me too.tnx.
http://www.googleadsensesystem.blogspot.com/
http://www.icineworld.blogspot.com/
http://www.onlinebusinesscourse.blogspot.com/
Posting Komentar